Cara Mengatasi Karyawan Yang Korupsi dan Mencuri! Serta Tips Mencegahnya

 Kampus Bit


Cara Mengatasi Karyawan Yang Korupsi dan Mencuri! Serta Tips Mencegahnya

Cara mengatasi karyawan yang korupsi dan mencuri tidak bisa dilakukan hanya dengan memecatnya saja. Sebelum itu, ada beberapa prosedur yang perlu dilakukan.

Suatu perusahaan juga perlu menyusun prosedur kerja untuk mencegah terjadinya korupsi dan pencurian.

Dengan mencegah adanya praktik korupsi dan pencurian, perusahaan tidak perlu direpotkan dengan sengketa dan urusan hukum yang melelahkan.

Dari pengalaman saya bekerja di perusahaan kuliner beberapa tahun lalu, menyelesaikan kasus korupsi dan pencurian di perusahaan memang sangat susah dan menguras energi.

Nah, jika di perusahaan teman-teman telah terjadi kasus serupa, berikut ini akan saya share bagaimana cara mengatasi karyawan yang korupsi dan mencuri, serta tips untuk mencegahnya:

Cara Mengatasi Karyawan Yang Korupsi dan Mencuri! Serta Tips Mencegahnya

CARA MENGATASI KARYAWAN YANG KORUPSI DAN MENCURI

Cara mengatasi pegawai yang korupsi dan mencuri perlu dilakukan dengan tenang dan jangan emosi. Jika kalian mengendus adanya korupsi, lakukan beberapa langkah berikut ini:

1. Cari Bukti Korupsi

Sebelum kalian bertindak lewat jalur hukum dan mengatakan bahwa seseorang telah melakukan tindak korupsi di perusahaan, kalian perlu bukti.

Bukti yang kuat diperlukan untuk membuat pelaku korupsi tidak bisa beralasan. Jika hanya praduga saja tidak akan cukup untuk menyelesaikannya.

Setidaknya kalian perlu bukti untuk membuat pelaku tidak berkutik, bisa melalui kroscek antar data dan semacamnya tergantung korupsi yang dilakukan.

Misalnya jika korupsi dari hasil penjualan, harusnya bukti bisa diperoleh dengan melakukan kecocokan data antara nota pesanan, nota register (kasir), jumlah uang di tangan, dan data pemakaian bahan baku atau barang.

Yang jadi intinya adalah berapa penjualan sebenarnya? Tiap penjualan harusnya tercatat pada nota pesanan, ketika pembayaran harusnya terrecord pada mesin kasir.

Dan harusnya pula, jumlah uang di tangan sesuai dengan jumlah penjualan (setelah dikurangi biaya atau pendapatan lain-lain).

Apalagi ketika warung atau toko tutup, harusnya ada opname pemakaian bahan baku atau persediaan barang. Dari sini, sekali lagi harusnya antara penjualan dan pemakaian terjadi kecocokan.

Semakin kalian menguasai bidang yang dikorupsi, misal penjualan seperti di atas atau belanja atau pembayaran lain, semakin besar pula kemudahan dalam mencari bukti.

Perlu kalian pahami, di manapun yang namanya korupsi itu pasti merusak data, akan selalu terjadi ketidakcocokan. Jadi, tinggal secermat mungkin untuk mencari kerusakan data tersebut.

2. Utamakan Untuk Menyelesaikan Secara Kekeluargaan

Setelah kalian bisa menemukan bukti kuat bahwa seorang karyawan telah melakukan tindakan korupsi atau mencuri, jangan tergesa-gesa untuk mempolisikannya.

Cara tercepat mengatasi karyawan yang korupsi dan mencuri adalah dengan menyelesaikannya secara kekeluargaan.

Penyelesaian secara kekeluargaan artinya cukup meminta ganti rugi sebesar dana yang dikorupsi. Ini lebih praktis ketimbang harus berurusan dengan hukum.

Jika berurusan dengan hukum, kamu perlu waktu yang lama, tenaga, bahkan perlu tambahan biaya yang tidak sedikit.

Jadi saya sarankan untuk menyelesaikan korupsi di perusahaan secara baik-baik terlebih dahulu. Jangan termakan emosi dan hanya berpikiran untuk menghukumnya!

Dalam proses penyelesaian ini, kamu perlu melibatkan keluarga pelaku juga. Alasannya agar pihak keluarga pelaku sendiri memberikan tekanan pada pelaku.

Dengan adanya tekanan dari berbagai pihak, diharapkan pelaku lebih kooperatif dan bersedia menyelesaikan kewajibannya mengembalikan dana yang diminta.

3. Jalur Hukum Adalah Langkah Terakhir

Langkah terakhir mengatasi karyawan yang korupsi dan mencuri adalah dengan membawanya ke meja hijau.

Jika penyelesaian secara kekeluargaan tidak berhasil, baik karena pelaku tidak kooperatif atau tidak sanggup mengembalikan dana korupsinya, langkah selanjutnya adalah membawa ke jalur hukum.

Walaupun langkah ini akan sangat melelahkan, memakan banyak waktu dan biaya, namun tetap perlu dilakukan untuk keadilan dan martabat perusahaan.

Tapi perlu diperhatikan, kemungkinan besar dana yang dikorupsi tidak akan pernah bisa dikembalikan lagi jika pelaku memang sudah tidak memilikinya.

Seandainya dana korupsi masih ada dan pelaku dalam proses kekeluargaan tidak kooperatif, masih ada kemungkinan dana korupsi dikembalikan lewat jalur hukum yang bisa memaksanya.

TIPS MENCEGAH KORUPSI DAN PENCURIAN DI PERUSAHAAN

Dari pengalaman saya, mengatasi karyawan yang korupsi dan mencuri di perusahaan itu sangat merugikan dan melelahkan.

Daripada itu, sebaiknya sedari awal kalian merancang sistem yang dapat mencegah korupsi dan pencurian di perusahaan.

Beberapa poin berikut ini cukup ampuh untuk mencegah terjadinya korupsi dan pencurian:

1. Buat Sistem Pengecekan Berulang

Double cek adalah prosedur standar tidak hanya untuk mencegah korupsi, namun juga digunakan untuk meminimalisir kesalahan yang dapat terjadi.

Seperti yang saya contohkan di atas, misalnya penjualan, kamu wajib memiliki catatan terkait dengan penjualan.

Selain bentuk pencatatan, kamu juga perlu memisahkan antara pembuat catatan. Misal, jangan biarkan kasir memegang catatan penjualan atau catatan pemakaian bahan baku.

Dalam hal ini, pemisahan tugas dan wewenang sangat krusial, jangan biarkan penanggungjawab masing-masing catatan bertukar tugas!

2. Tanamkan Nilai-nilai Anti Korupsi

Saya yakin, semua orang setuju kalau korupsi merupakan perbuatan tercela, bahkan pelaku korupsi pasti berpikiran demikian.

Tapi karena alasan tertentu, pelaku tergoda dengan iming-iming uang tanpa memikirkan atau meremehkan risiko yang akan menimpanya.

Oleh karena itu, menanamkan nilai-nilai anti korupsi dan memperkuat mental karyawan sangat penting. Ini bisa kalian lakukan dengan cara mengadakan pengajian, bekerjasama dengan lembaga anti korupsi, atau lewat pemasangan spanduk anti korupsi.

Kalau di perusahaan saya dulu di mana cukup sering terjadi tindakan korupsi dan pencurian, perusahaan rela mengundang ustad ternama di Indonesia untuk memberikan nilai-nilai moral.

Ustad yang saya maksud adalah Fatih Karim, saya kira beliau baik sekali dalam menyampaikan materi keagamaan. Setidaknya upaya seperti ini akan membuat karyawan berpikir ulang untuk korupsi.

3. Sidak dan Tes Kejujuran

Sidak atau audit yang dilakukan secara rutin selain untuk mengontrol cabang, nyatanya juga mampu memberikan sinyal kepada karyawan bahwa mereka selalu diawasi.

Ini memberikan tekanan kepada mereka agar tidak menyalahgunakan jabatannya serta memaksa untuk bekerja dengan baik dan jujur.

Selain itu, kamu sekali-kali juga bisa melakukan tes kejujuran. Misalnya dengan anggaran belanja, jika biasanya anggaran belanja 2 juta, kamu bisa pura-pura salah hitung dengan memberikan anggaran sebesar 2.1 juta misalnya.

Jika karyawan jujur, kelebihan 100 ribu pasti dikembalikan. Jika kelebihan tersebut tidak pernah dikembalikan, ini bisa menjadi indikasi korupsi.

4. Ciptakan Budaya Perusahaan Yang Cermat, Teliti, dan Ketat

Standar tinggi yang diterapkan perusahaan akan berdampak baik pada ketertiban administrasi. Contoh sederhananya adalah paraf pada nota.

Nota adalah bukti kuat dalam pemakaian anggaran, jika notanya saja meragukan bagaimana bisa yakin kalau anggaran digunakan sebagaimana mestinya.

Kalau dari pengalaman saya, nota kebanyakan tidak sesuai dengan SOP, ada yang jumlahnya ngawur, tidak ada parafnya, rusak, dan lain sebagainya.

Jika di perusahaan kalian terjadi seperti ini, segera perbaiki SOPnya, cobalah untuk lebih tegas dalam meloloskan nota.

5. Kesalahan Adalah Hal Wajar

Tidak ada yang sempurna di dunia ini, maklumilah kalau kesalahan itu wajar terjadi. Justru, kamu patut curiga pada cabang yang tidak pernah melakukan kesalahan.

Ini pernah terjadi kepada saya pribadi, ada salah satu cabang yang bahkan tidak pernah melakukan kesalahan pencatatan selama bertahun-tahun.

Alhasil, manajer saya kala itu memerintahkan untuk melakukan audit secara mendalam. Apa yang saya temukan? Ternyata sebenarnya banyak sekali terjadi kecurangan.

Beberapa kecurangan mereka diantaranya tidak melaporkan kelebihan uang yang diterima dari konsumen, mark up harga bahan baku, manipulasi nota pesanan (korupsi penjualan), dan lain sebagainya.

Karena curang, mereka memanipulasi pencatatan keuangan hingga nampak tidak terjadi kesalahan. Selain kecurangan, ternyata mereka juga takut melaporkan jika terjadi kesalahan wajar pencatatan.

Misalnya kelebihan kembalian, pajak lupa diinput di mesin kasir, dan lain sebagainya. Sebenarnya kesalahan wajar seperti ini bisa dimaklumi, mereka menjadi tambah salah karena tidak melaporkan dengan jujur kesalahan mereka.


-----
Oke ya gaes, itulah tips dan cara mengatasi karyawan yang korupsi dan mencuri di perusahaan. Semoga tips dan cara di atas bermanfaat dan membantu kalian memberantas korupsi yang terjadi. Jangan lupa untuk share artikel ini juga ya, thanks dan salam sukses.


Regards

Kampus Bit

You may like these posts