Asumsi Dasar Akuntansi Menurut Para Ahli, PSAK, GAAP, AICPA

Asumsi dasar akuntansi menurut para ahli itu apa saja? Sudah tahukah kalian tentang hal ini? Sebagai seorang calon akuntan, kalian wajib banget memahami ini!

Tanpa pemahaman asumsi dasar akuntansi yang baik dan benar, seorang akuntan berkemungkinan besar untuk menyalahi aturan.

Hal ini disebabkan karena dunia bisnis cukup komplek dan menuntut adanya adaptasi pada perlakuan akuntansi.

Sehingga, akuntan yang tidak paham asumsi dasar akuntansi berkemungkinan salah ketika beradaptasi. Nah, biar kalian tidak salah juga, mari kita pahami dengan baik! Berikut ini pembahasan lengkapnya:
Asumsi Dasar Akuntansi Menurut Para Ahli

ASUMSI DASAR AKUNTANSI MENURUT PARA AHLI

Asumsi dasar akuntansi yang akan saya jelaskan ini diambil dari 3 standar pelaporan akuntansi yang banyak dianut.

Yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Generally Accepted Accounting Principles (GAAP), dan American Institute of Certified Public Accountans (AICPA).

1. Asumsi Dasar Akuntansi Menurut PSAK

Menurut PSAK yang dianut di Indonesia di mana banyak mengadopsi IFRS (International Financial Reporting Standards), dikenal 4 asumsi dasar akuntansi, yaitu:

a. Asumsi Periode Akuntansi (Periodicity Assumption)

Asumsi periode akuntansi menyebutkan bahwa perusahaan harus melaporkan aktivitas ekonominya pada periode waktu tertentu.

Bukankah memang seharusnya demikian? Ya, tapi tahukah kamu kalau sebenarnya pelaporan terakurat itu ketika aktivitas selesai?

Seperti halnya kamu membuat laporan kegiatan, akan sempurna laporannya jika dibuat ketika kegiatan tersebut telah selesai sepenuhnya.

Begitu juga dengan aktivitas ekonomi di suatu perusahaan, laporan keuangan akan sempurna disusun ketika perusahaan itu dilikuidasi.

Tapi pihak yang berkepentingan tidak akan mampu menunggu sampai perusahaan itu dilikuidasi, begitupun perusahaan tidak mungkin dijalankan dengan tujuan untuk dilikuidasi.

Oleh karena itu, asumsi dasar ini menyatakan anggapan bahwa laporan keuangan dapat disusun sempurna berdasarkan aktivitas ekonomi pada suatu periode.

b. Asumsi Entitas Ekonomi (Economic Entity Assumption)

Asumsi entitas ekonomi menyatakan bahwa aktivitas ekonomi suatu perusahaan dapat berdiri sendiri dan tidak terikat oleh pemiliknya.

Ini berarti bahwa perusahaan harus dianggap unit mandiri dan aktivitas ekonominya memiliki pertanggungjawabannya sendiri terlepas dari pemilik.

Oleh karena itu, seorang akuntan diharapkan tidak mencampur adukkan kegiatan perusahaan dengan pemilik, walau perusahaan itu milik orang pribadi.

Bagaimana jika pemilik ingin menggunakan dana perusahaan untuk kepentingan pribadi, misalnya wisata atau pendidikan anak?

Tetap saja perusahaan harusnya tidak membebankan dana tersebut sebagai biaya. Sebagai alternatifnya, penggunaan dana tersebut dapat dianggap sebagai prive.

c. Asumsi Unit Moneter (Monetery Unit Assumption)

Asumsi unit moneter menyatakan bahwa perusahaan dapat menggunakan unit moneter untuk menyatakan aktivitas ekonominya, dalam hal ini adalah mata uang.

Unit moneter berupa mata uang dianggap paling akurat dan dapat diterima secara umum. Hal ini karena mata uang paling mudah digunakan untuk penilaian dan pengukuran.

Jika dibandingkan dengan emas atau barang lainnya, saat ini uang merupakan alat bayar moneter yang paling praktis dan dapat diterima secara umum.

d. Asumsi Keberlanjutan Usaha (Going Concern Assumption)

Asumsi dasar akuntansi ini menyatakan bahwa perlakukan akuntansi harus menganggap perusahaan akan terus berlanjut sampai batas yang tidak diketahui.

Walaupun memang tidak ada yang abadi, namun setidaknya akuntan harus berasumsi kalau perusahaan dapat berjalan mencapai tujuannya.

Jika tidak demikian, beberapa perlakuan akuntansi dapat gagal dilakukan. Misalnya penyusutan aset, amortisasi, pembayaran kewajiban, dan lain-lain.

Bagaimana bisa aset dapat disusutkan jika tidak ada anggapan bahwa perusahaan masih eksis di masa mendatang?

Bagaimana perlakuan akuntansi untuk biaya yang belum dibebankan dan pendapatan yang belum diakui jika tidak ada asumsi going concern?

Kecuali jika memang telah sah dan terbukti bahwa suatu perusahaan tidak dapat beroperasi atau dilikuidasi di masa mendatang, maka perlakuannya dapat dinilai sesuai kemampuan realisasinya.

2. Asumsi Dasar Akuntansi Menurut AICPA

Terdapat 10 asumsi dasar akuntansi menurut AICPA (Paul Grady), yaitu:
  • Masyarakat dan pemerintah akan menjamin hak milik pribadi.
  • Kesatuan usaha yang spesifik. Antara perusahaan dan pemilik harus mampu dipisahkan aktivitas ekonominya.
  • Kontinuitas usaha/keberlanjutan usaha (going concern). Beranggapan bahwa perusahaan akan terus beroperasi di masa mendatang sampai batas yang belum diketahui kecuali dinyatakan lain.
  • Menggunakan satuan unit moneter di dalam rekening/akun.
  • Periode akuntansi yang seragam untuk kesatuan usaha yang sama. Harus konsisten dan tidak bisa menggunakan periode yang berbeda-beda.
  • Perbedaan dalam akuntansi di antara kesatuan yang bebas dan independen.
  • Konservatif (kehati-hatian). Mengganggap bahwa keuntungan yang belum pasti tidak perlu diakui, namun jika ada kemungkinan rugi dapat diakui sebagai bentuk antisipatif.
  • Ketergantungan pada data yang bersumber dari internal control (pengendalian internal).
  • Materialitas (cukup berarti).
  • Batas waktu penyusunan laporan keuangan perlu digunakan taksiran/perkiraan.
Dari 10 asumsi dasar akuntansi menurut AICPA di atas, terdapat 4 asumsi yang paling dikenal dan diterima umum di mana tidak jauh berbeda dari PSAK, yaitu:
  • Kesatuan usaha yang spesifik.
  • Kontinuitas usaha
  • Unit moneter
  • Periode akuntansi

3. Asumsi Dasar Akuntansi Menurut GAAP

Yang terakhir, terdapat 8 asumsi dasar akuntansi menurut GAAP. Sebagai informasi saja, GAAP dulu merupakan pedoman utama untuk PSAK sebelum pindah ke IFRS.

Asumsi Kesatuan Bisnis. Seperti yang telah dijelaskan di atas, asumsi ini menyatakan bahwa aktivitas ekonomi perusahaan terpisah dari pemilik dan manajernya.
  • Asumsi Kesinambungan/keberlanjutan Bisnis.
  • Asumsi Periodisasi Tepat Waktu. Menyatakan bahwa periode akuntansi yang digunakan konsisten, tidak berubah-ubah.
  • Pengakuan Unit Moneter.
  • Asumsi Kewajaran Bisnis. Asumsi ini menyatakan bahwa dalam transaksi ekonomi yang dilakukan, para pelaku baik penjual dan pembeli bekerja secara bebas, rasional, saling menguntungkan, dan mandiri
  • Asumsi Keandalan. Menyatakan bahwa laporan akuntansi hanya menyajikan laporan akurat berdasarkan bukti transaksi yang memadai, sehingga informasinya dapat diandalkan.
  • Asumsi Konsistensi. Asumsi ini menyatakan bahwa metode yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan dilakukan secara konsisten, kecuali jika terdapat metode yang terbukti lebih akurat.
  • Asumsi Akrual. Asumsi ini menyatakan penerimaan terhadap konsep akrual, dimana pendapatan diakui ketika diterima, sedangkan biaya diakui ketika telah diketahui terjadi pembebanan walau belum ada pengeluaran uang.

PRINSIP DASAR AKUNTANSI

Nah, selain asumsi dasar akuntansi, biar kalian tidak salah memperlakukan kegiatan ekonomi di suatu perusahaan, kalian perlu belajar prinsip dasar akuntansi juga!

Dalam dunia akuntansi, dikenal 5 prinsip dasarnya yaitu:
  • Prinsip biaya historis
  • Prinsip pengakuan pendapatan
  • Prinsip mempertemukan
  • Prinsip konsistensi
  • Prinsip pengungkapan penuh
Terkait dengan prinsip dasar akuntansi ini, pada artikel sebelumnya telah saya jelaskan panjang lebar. Silahkan kalian pelajar pada link di bawah.

-----
Oke ya teman-teman, itulah penjelasan tentang asumsi dasar akuntansi menurut para ahli. Semoga penjelasan di atas bermanfaat dan membantu kalian dalam memahami akuntansi. Jangan lupa untuk share artikel ini juga ya, thanks dan salam balance.

You may like these posts